Sunday, March 16, 2008

Fenomena Distro

Apa sih distro itu pak ? pertanyaan itu yang sering di lontarkan ke saya. Kadang bingung juga saya menjawabnya. Mungkin sekilas saya dapat ceritakan seperti ini .

Distro atau distribution store pada awal sejarah di dirikannya ( sekitar tahun 1994 oleh anak-anak muda di Bandung ) adalah sebagai tempat untuk menjual barang2 merchandise,pernak-pernik atau kaset album bagi band-band indie, selain juga komunitas pecinta extreme sport seperti skateboard,BMX atau surfing.

Distro awalnya di idealiskan oleh anak-anak muda tersebut sebagai counter culture terhadap industri yang sudah mapan , industri rekaman yg sudah mass product contohnya, band2 indie tersebut secara bergerilya memproduksi & memasarkan produk rekaman mereka lewat jalur distro bukan melalui gerai2 resmi.

Band-band indie itupun saat mereka manggung / pentas , baju yg di kenakan akan memakai baju yang mereka ciptakan sendiri, paling unik , norak bahkan kadang sedikit nyleneh, dan itu tidak mungkin mereka dapatkan di mall-mall, kalaupun ada mungkin barang impor yang harganya selangit.

Distro sebagai cerminan dari konsep budaya DIY ( Do It Yourself ) , anti kemapanan, unik, beda , creative dan local movement .

Pada kurun empat tahun terakhir, konsep distro sudah mulai sedikit lebih melebar, dengan semakin banyaknya pemain yang terjun dalam industri ini.

Mereka melihat potensi market untuk anak muda ini sangat luas serta makin dapat di terimanya konsep distro ini bukan hanya sekedar di peruntukkan bagi kaum indie saja, tetapi sudah mulai bergeser sebagai bentuk dari lifestyle.

Di kota – kota besar , anak-anak muda sekarang ini begitu gandrung dengan produk-produk distro. Keunggulan dari produk distro selain unik, creative, up to date, limited ( jadi exclusive ) juga “gue banget” yang mungkin tidak akan mereka dapatkan di toko atau di gerai2 seperti Matahari Ramayana, Sogo dll .

Masing-masing merek clothing pun mempunyai ciri khas atau karakter yang berbeda-beda , ada yang bertema musik, extreme sport , street art, hi-tech, typography, gothic , ada juga yang bertemakan kampanye tentang pemanasan global seperti label saya RAXZEL

Distro dan perkembangannya

Jelas sekali pada saat ini, distro telah menjadi semacam industri yang sudah di perhitungkan dalam kancah perekonomian nasional, di saat industri garment tanah air meriang di banjiri oleh produk impor dar China .

Distro dengan spirit local product nya , mampu bertahan dari serbuan produk impor. Dalam industri ini, banyak sekali pengusaha2 kecil yang terlibat, mulai dari tukang jahit, tukang sablon/bordir yang rata-rata semua di kerjakan dalam skala home industry.

Tidak seperti industri UKM lain yang biasanya di manja ( fasilitas, pendanaan & akses peluang ) oleh pemerintah , industri kreatif anak2 muda hampir tidak di lirik oleh pemerintah, padahal rata2 usaha ini di awali dari sekedar hobi dengan modal yg pas-pasan serta skill pengelolaan usaha yang apa adanya .

Baru pada tahun2 belakangan ini, pemerintah mulai memberikan akses dan sarana2 untuk membantu industri kreatif ini lebih berkembang, mengingat efek multiflyer ekonominya yang cukup luas.

Pada saat ini kata distro telah menjadi semacam “ public domain “ yang siapapun bebas memakainya, walaupun telah melenceng dari konsep dan spirit pada saat di dirikan dulu. Makna “distro” telah mengalami degradasi arti, menjadi semacam “collection “.

Industri ini sudah semakin semarak, hampir di setiap kota di sudut-sudut jalan telah berdiri distro-distro,.
Anak-anak muda ini pun terus bergerak, selalu creative untuk menciptakan hal-hal baru, banyak dari teman-teman saya telah menjadi milliader di usia 25 an dari bisnis ini.

Dengan mengusung konsep masing2, mereka menjalankan bisnis ini dengan penuh semangat dan idealisme , banyak juga yang hanya sekedar ikut-ikutan yg hanya mampu bertahan tidak lebih dari 6 bulan, Rata-rata mereka tidak tahu persis bagaimana "rootnya" serta konsep dalam meng-operate distronya dan hanya sekedar melihat dari segi bisnis semata .

Sampai kapan konsep distro ini akan bertahan ?
Waktu yang akan membuktikan.


Semoga bermanfaat


Try Atmojo

Friday, March 14, 2008

Jangan takut mahal


Berapakah harga jual produk anda ? Murah , Sedang, Mahal atau Sangat mahal ?

Penetapan harga jual, ternyata tidak hanya melulu di pengaruhi oleh komponen biaya produksi/pokok + biaya variabel di tambah lagi dengan besaran margin.

Pernahkah anda mencoba bereksperimen menambahkan dengan “ harga persepsi konsumen “ ?

Ini yang menarik dan saya coba terapkan dalam bisnis distro dan clothing saya RAXZEL. Kadang konsumen kurang tertarik dengan harga yang secara matematis menurut saya realistis alias wajar, tetapi respon konsumen malah biasa-biasa saja.

Lain hal apabila, produk yg sejenis tersebut saya tetapkan dengan harga lebih mahal , ternyata persepsi konsumen malah dapat “menerima” harga tersebut.

Untuk membangun “ harga persepsi konsumen” , tentu saja banyak faktor yang sangat berpengaruh. Selain kualitas produk, kemasan, komitmen pelayanan , juga faktor kepercayaan konsumen terhadap produk anda.

Siapa target market anda ? Apakah nilai tambah produk anda ?

Untuk produk dengan segmen pasar menengah-bawah, biasanya persaingan harga menjadi lebih sengit. Kenyataan ini, pada gilirannya, kerap menjebak kita untuk menjual murah, dengan margin yang sangat tipis. Terkadang malah draw he...he....

Kalau sudah seperti ini bisa jadi profit marginnya tipis meskipun volume penjualan bergerak naik.

Untuk menjual produk dengan harga lebih mahal ke konsumen menengah-atas, memang memerlukan biaya investasi dan operasional lebih besar serta proses yg panjang. Namun, jika berhasil, semua itu bisa tertutup dengan perolehan margin laba yang besar pula.

Jangan sampai kita terjebak dalam pemikiran: konsumen membeli, hanya karena harga murah. Harga memang penting, tapi bukan segala-galanya.

Jadi .. mungkin anda perlu merevisi harga produk anda ??



Salam fuuuntastic



Try Atmojo

NB : Website saya RAXZEL masih dalam tahap penyempurnaan, terima kasih apabila anda mau memberi comment atau review di shoutbox saya.

Thursday, March 13, 2008

Entrepreneur : Visioner,Manager & Spesialis


Sebagai seorang pelaku usaha yang masih kecil dan terus berkembang , kita di hadapkan pada persoalan yang biasanya sangat kompleks.

Sebagai enterpreneur pemula kita di “paksa” harus mempunyai kombinasi dari beberapa type kepribadian : dari type spesialis, manajer dan visioner.

Dalam memulai usaha , biasanya kita awali dari hobi atau dari kemampuan skill kita yang kita yakin sangat menguasainya, misal:mekanik, programmer, ahli masak dll. ( sebagai seorang spesialis )

Sebagai Manajer, mungkin kita tidak harus menguasai kemampuan tertentu seperti spesialis, tetapi mampu mengawasi dan menjalankan system dalam perusahaan.

Sebagai Visioner, kemampuan kita dalam melihat ke depan , mampu memprediksi dan membuat strategi besar dalam membawa perusahaan melompat lebih maju.

Yang unik adalah, ketiga kepribadian tersebut sangat di butuhkan untuk menjalankan perusahaan, baik skala kecil, menengah ataupun korporat.

Saat ini mungkin kita masih merasakan bahwa ketiga kepribadian itu semua ada dalam diri kita, dari mulai membuat big picture bagaiman usaha kita 5 atau 10 tahun ke depan, dan mencari ide2 kreatif (visioner) sambil mengatur bagaimana mengimplementasikannya (manajer) dan membantu mempersiapkan produk/delivery (spesialis).

Itulah tantangan & aspek terpenting dalam usaha kita. Bagaimana kita dapat mensinergikan ketiganya dengan konsisten.

Oleh karena itu, seiring dg berkembangnya usaha kita, biasanya kita mulai merekrut/ mendelegasikan hal2 yang sifatnya spesialis dan manajerial.

Tugas kita sebagai owner mungkin sedikit lebih ringan, tinggal bagaimana kita membuat sistem kerja dan kontrol. Tidak lagi terjebak dalam area spesialis.

Tinggal konsentrasi merancang strategi, ide dan hal – hal baru.

Semoga bermanfaat


Try Atmojo

Wednesday, March 12, 2008

Tetap optimis

Senin kemarin ( 10/3 ) , saya di undang oleh BCA Prioritas untuk mendengarkan paparan beberapa produk mereka. Ada beberapa hal menarik yang sempat saya catat mengenai Overview kondisi makro ekonomi saat ini.

Beberapa indikator kondisi perekonomi tersebut, dapat di lihat antara lain :

- Kecenderungan penurunan tingkat suku bunga SBI (saat ini 8 % )
- Menaiknya cadangan bank ( likuiditas dan kredibilitas makin baik )
- Ekonomi lokal yg makin kuat ( pertumbuhan kelas menengah )
- Rupiah yg stabil
- Tingginya harga komoditas
- Pertumbuhan region Asia yg makin kencang yg di motori oleh China & India

Pada dasarnya perekomomian indonesia sekarang ini, tidak terlalu terpengaruh dengan gejolak resesi yg terjadi di Amerika. Tidak seperti thn 97 dulu, cadangan devisa indonesia saat ini berkisar $ 56 miliar, yang cukup mantap untuk menjaga pertumbuhan ekonomi sesuai target pemerintah sebesar 6,5%,
Demikian rangkuman analisa dari beberapa pakar yang hadir di BSD Golfsiang itu.

Lalu apa efeknya dengan kita sebagai pelaku bisnis UKM ? tanya saya dalam hati .. he.. he

Ya mungkin paling tidak saya punya semacam guidance lah untuk membuat planning ke depan,dan tetap optimis dengan segala kondisi ekonomi apapun.

Bisa saja saya mengeluh, menyalahkan keadaan atau mencari alasan . Di tengah gencarnya berita di media, minyak goreng naik... terigu...gula....daya beli turun ........bla...bla........

Lagi lesu lah..... banyak saingan lah........si A itu juga pernah bangkrut lah ......... dll

So what gitu loh... ?????

Coba kita maknai dengan cara pandang yang berbeda ... dengan keyakinan dan optimisme . Kalau orang bilang : peluang itu ada di mana-mana, tinggal bagaimana kita menjemputnya.


Semoga bermanfaat


Try Atmojo

Monday, March 10, 2008

Terserah pilihan Anda


Semua hal dalam hidup ini adalah pilihan. Hanya ada dua hal yang tidak dapat kita hindari. Satu adalah kematian, yg ini pasti mutlak, mungkin hanya masalah waktu saja. Dan yang satu adalah kita harus hidup sebelum kita mati.

Yang harus kita pahami dalam hidup kita adalah kita harus tetap memilih, atau terpaksa memilih sesuatu yg harus kita lakukan.

Kondisi kita saat ini adalah hasil dari tindakan yg kita pilih dulu.
Posisi dan tindakan kita hari ini, akan menentukan hasil yang akan datang.
Semua pilihan ada di tangan kita, kita selalu punya pilihan :

Melamun atau membaca buku

Nonton sinetron atau silaturahmi

Menyalahkan keadaan atau mencari solusi

Melihat sebagai kegagalan atau ongkos belajar

Pasif dg keadaan atau mencoba bertindak

Apapun pilihan yang kita lakukan semua mempunyai konsekwensi, baik atau buruk.

Sadar atau tidak kita punya banyak pilihan untuk melakukan sesuatu karena kita bertanggung jawab penuh atas hidup kita , bukan orang tua , istri, suami apalagi pemerintah.

Semoga bermanfaat


Try atmojo