Monday, April 23, 2007

The Pursuit of Happyness

Untuk ketiga kalinya, saya dan istri menonton film ini The Pursuit of Happyness , sungguh film yang bagus ... sampai benar2 saya merasa speachless. Film yang di mainkan oleh
Will Smith ini menceritakan tentang perjuangan, rasa syukur ,bahagia , enterpreneur dan tanggung jawab seorang ayah.

Film ini adalah true story, seperti dalam biographinya Crish Gardner
Di mulai pada tahun 80, Gardner adalah seorang ayah dari Cristopher (Jaden Smith )
Dan seorang istri (Thandie Newton) yang mulai karir dari seorang salesman. Tinggal di apartemen pinggiran kota San Fransisco.

Karena beban hidup yang berat, mereka memutuskan untuk berpisah , dan Gardner menjadi single father. Dalam tekanan hidup yg sungguh berat tanpa tempat tinggal, bahkan tanpa penghasilan, tetap ia selalu merasa bahagia.

Dan nilai2 itu selalu dia tanamkan kepada anaknya. “ kalau kamu punya impian, kamu harus selalu melindunginya, dan tugasmu untuk meraihnya, titik “ dialog itu yang sealu terngiang-ngiang di telinga saya .
Walaupun tanpa modal koneksi & pendidikan Gardner akhirnya diterima dan magang tanpa gaji di perusahaan broker saham Dean Witter Reynolds.

Dia menjalani karirnya dg bahagia, pagi kerja , malam tidur entah di mana.... di altar gereja, kereta, atau di toilet.

Tahun 1987 Crish Gardner adalah founder dari Gardner Rich & Co di Chicago yang sekarang telah menjadi Gardner International Holdings .
Dia aktif sebagai donatur tetap beberapa lembaga sosial, pemberdayaan & pendidikan anak. Tinggal di NewYOrk dan Chicago dg 2 orang anak.

Ada hal2 yang bisa kita pelajari dari film ini, dari keyakinan, daya juang dan proses menuju tujuan kita.
Yang penting kita take action , komitmen dan yakin .... mengenai hasilnya ? kita serahkan saja kepada yang Di Atas.

Salam Fuuuntastic

Try Atmojo
www.tryatmojo.blogspot.com

APAKAH AKTIFITAS ANDA HARI INI MENUJU KE ARAH DREAM ANDA ?

Thursday, April 19, 2007

Bisnisman atau Busyman

Seperti postingan Pak Fauzi Rachmanto “Bisnis atau Kerja Bakti “ yang cukup dahsyat . Wah ...jadi membuat kita mengevaluasi dan bercermin bagaimana dg bisnis kita masing-masing . Ya .. sepertinya kita merasa selama ini bisnis kita baik-baik saja, tapi ternyata setelah di general chek-up dengan formula Mastery ada “pendarahan “di sana-sini, walaupun belum terlalu serius, tetapi sangat berbahaya ....

Sebagai bahan tambahan , menurut Michael Gerber dalam bukunya E-myth yang terkenal , pebisnis di bagi dalam 3 type :

1.Type tehnisi

Pebisnis type seperti ini biasanya memulai bisnisya dengan mengandalkan hobi atau keahlian yag di miliki.Dan rata-rata type seperti ini sangat lihai menjalankan hal-hal tehnis bahkan sampai detail. Keungulan type seperti ini bisa berubah manakala pekerjaan tsb sulit atau tidak bisa di delegasikan. Misalnya seorang yang ahli memasak dan mendirikan restoran, semua pelangganya mengakui bahwa masakannya sangat enak ....dan pelanggan pun merasa istimewa kalau mereka membeli dan di layani sendiri oleh pemiliknya

Kondisi seperti ini yang membuat pebisnis type ini, tidak bisa meninggalkan usahanya, karena makin maju usahanya, biasanya akan makin sibuk karena mayoritas masih sangat tergantung kepadanya. Type seperti ini adalah bisnis owner sekaligus merangkap karyawan di usahanya sendiri. Dia ikut bekerja keras untuk menggaji karyawan, bukan sebaliknya. Nah lho .... ??

2.Type manager

Type ini sudah mulai menjalankan usahanya dengan pola manajemen yang sudah lebih modern, seperti mulai membuat planing dan evaluasi dalam setiap tindakan. Struktur dan pembagian tugas sudah lebih jelas. Type ini adalah bisnis owner sekaligus sebagai manager di usahanya sendiri

3.Type entrepeneur

Pebisnis type ini tidak suka melakukan pekerjaan yg bersifat tehnis, karena sudah di delegasikn ke karyawannya. Dia lebih banyak membuat peluang2 baru dalam bisnisnya dan orang lain yang akan merealisasikanya. Jadi lebih ke visioner, menyusun strategi atau pengarah . Dan type ini mampu membuat usahanya tetap jalan & menguntungkan walaupun ditinggal jalan-jalan ... .....

Bagaimana membuat bisnis kita tetap untung dan berkembang walaupun kita tidak banyak ikut campur di dalamnya ? Terapkan saja ilmu dari Brad Sugars dari mulai Mastery,Niche,Leverage, Team,Synergy & Result .Saya yakin kita semua sebagai pebisnis ingin menuju ke arah sana, walaupun dalam prosenya masih trial and eror.

Enak kan ... ? Usaha tetap jalan, tetapi kita bisa tinggal jalan-jalan, ikut seminar, mencoba peluang baru, atau kegiatan sosial/ibadah.

Semoga bermanfaat.

Try Atmojo
www.tryatmojo.blogspot.com

Friday, April 13, 2007

Membangun sistem ...

Salah satu tujuan kita membangun bisnis adalah, bisnis tersebut dapat tumbuh berkembang dan menguntungkan tanpa setiap hari kita harus campur tangan di dalamnya. Seperti definisi dari Brad Sugars. Bagaimana kita membangun sebuah sistem dari mulai sistem proses bisnis, sistem SDM, sistem keuangan, sistem marketingnya dll.

Sistem harus mampu menangani hal2 yang sifatnya rutinitas ataupun kemungkinan yang tak terduga, dan hampir pasti semua hal yg rutin dapat kita delegasikan ke karyawan.

Seperti bisnis handphone saya sendiri , dari dulu saya terus belajar dan menyempurnakan bagaimana membuat sistem kerja yang bagus dan dapat dikontrol dg mudah. Dari mulai buka dan tutup toko, absensi karyawan, transaksi, laporan penjualan ,komplain pelanggan dan lain-lain. Bentuk kontrol laporanpun ada yg harian,mingguan,2-mingguan,bulanan, bisa juga via sms, email dsb.

Dan sampai sekarang alhamdulillah bisnis hp saya baik2 saja, malah sekarang saya lagi intens ekspan ke bisnis distro.

Karena saya beranggapan, sekecil apapun bisnis kita, harus di manage dg profesional. Akan lebih bagus kalau kita, fokus ke hal2 yang lebih besar saja , misalnya pengembangan bisnis. Atau men-create market baru.
Bukan lagi kita malah terjebak BEKERJA atau menjadi MANAGER pada bisnis kita sendiri... he...he...

Semoga bermanfaat

Salam Fuuuuntastic

Try Atmojo
www.tryatmojo.blogspot.com

Sunday, April 8, 2007

Gagal tapi bahagia ...

Perasaan bahagia adalah keinginan kita semua, ternyata kebahagiaan itu tidak di tentukan oleh apa yang terjadi pada hidup kita, atau menurut ukuran ideal kita, tetapi hanyalah sebuah reaksi terhadap apa yang terjadi.

Misalnya seseorang yang kehilangkan pekerjaan, atau gagal dalam berbisnis, ada yang berpikir dan menyikapi bahwa ini adalah akhir dari segalanya dan menganggap hal ini sebagai bencana.
Pada kasus yang sama, mungkin orang lain menganggap bahwa dia akan mempunyai kesempatan untuk mencoba berbisnis lagi, serta waktu yang cukup untuk mencoba hal2 yang baru . Dalam situasi yang sama seseorang menganggap itu sebagai kesempatan sedangkan orang lain menganggap itu sebagai bencana.
Bahagia atau tidak adalah pilihan kita . Atau reaksi dari apa yang terjadi.

Jika kita tidak bahagia, mungkin karena apa yg terjadi dalam hidup kita, tidak sesuai dengan apa yang seharusnya kita inginkan, dan kita selalu berpikir bahwa, saya akan bahagia seandainya ...... jika ...... dll.
Kenapa sih kita “hanya” mau merasa berbahagia saja kok harus dengan syarat ?
Berbahagialah saja SAAT INI dan tidak perlu di tunda-tunda . Rasa bahagia, akan menarik hal-hal yg membahagiakan juga.Seperti pernah P.Fauzi sampaikan, mayoritas orang selalu merisaukan apa yang sudah terjadi, dan selalu mencemaskan apa yang belum tentu terjadi besok. Dan orang seperti ini tidak akan pernah merasa ‘benar-benar bahagia”.

Mari kita bersyukur dan berbahagia, saat ini juga !

Salam Fuuuuntastic

Try Atmojo
www.tryatmojo.blogspot.com
2-800-08

Monday, April 2, 2007

Reward & Punishment

Secara kontinyu, saya selalu memperbaiki dan menyempurnakan sitem kerja dalam bisnis saya. Seperti yang sering saya alami sendiri, mengelola SDM adalah satu hal yang sangat unik dan dan perlu kesabaran, bagaiman tidak ? mereka punya rasa dan emosi, tidak seperti mesin, yang tinggal di set program langsung jalan.

Setiap muncul masalah baru, itu kesempatan baru untuk membuatkan sistemnya, hingga ke depan tidak akan terjadi lagi masalah yang sama. Setelah saya cermati ternyata kuncinya ada di bagaiman kita menerapkan Reward & Punishment secara konsisten, bagaimana dengan rule of the gamenya.

Untuk Reward biasanya dapat kita tentukan sendiri, apa yang cocok untuk mereka, kriterianya apa, mekanismenya bagaimana, jangan lupa pula tolok ukurnya pun harus jelas. Sedangkan untuk Punishment, dapat kita sodorkan beberapa opsi kepada mereka, biar karyawan sendiri yang akan memilihnya .

Semoga bermanfaat

Salam Fuuuuntastic

Try Atmojo
www.tryatmojo.blogspot.com